Luyo, 17 Oktober 2025 — Di tengah suasana hangat pedesaan, deru kendaraan Dinas Sosial Kabupaten Polewali Mandar pagi itu membawa kabar bahagia bagi beberapa warga penyandang disabilitas dan lansia di Kecamatan Luyo dan sekitarnya. Bukan sekadar kunjungan rutin, tetapi sebuah wujud nyata dari komitmen pemerintah daerah dalam menghadirkan empati dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.

Melalui program Rehabilitasi Sosial Tahun 2025, Dinas Sosial menyalurkan bantuan alat bantu kursi roda dan alat bantu dengar (hearing aid) bagi penerima manfaat di beberapa desa, antara lain Desa Mapilli Barat, Desa Luyo, Kelurahan Batupanga, Desa Puccadi, hingga Desa Pollewani dan Desa Tubbi Kecamatan Tutar.
Kehadiran Kepala Dinas Sosial H. Azwar Jasin, bersama Kabid Rehabilitasi Sosial Andi Sumarni, S.Sos., MM, serta aparat desa dan kelurahan, menjadi bukti bahwa pemerintah benar-benar hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan. Penyerahan dilakukan secara langsung kepada para penerima, disertai sapaan hangat dan senyum tulus, sederhana namun penuh makna.
Salah satu penerima, Lukman (52 tahun) dari Desa Mapilli Barat, tampak haru ketika menerima kursi roda barunya. Sementara itu, Nurmia (53 tahun) dari Desa Puccadi, yang menerima alat bantu dengar, tak kuasa menahan senyum ketika untuk pertama kalinya ia dapat mendengar dengan lebih jelas suara orang-orang di sekitarnya.
“Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial dan kemandirian penerima manfaat,” ujar Kabid Rehabilitasi Sosial, Andi Sumarni. Ia menegaskan bahwa perhatian kepada kelompok rentan merupakan bagian penting dari tanggung jawab sosial pemerintah.
Senada dengan itu, Kadis Sosial H. Azwar Jasin menambahkan, “Bantuan ini diberikan sebagai bentuk kepedulian sosial dan pelayanan kepada warga dengan keterbatasan mobilitas, agar mereka dapat beraktivitas dengan lebih mudah dan mandiri.”
Bantuan yang bersumber dari anggaran APBD Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2025 ini menjadi bukti konkret bagaimana program sosial dapat berdampak langsung pada kehidupan masyarakat bawah. Tidak hanya sebatas pemberian alat bantu, tetapi juga memberikan semangat dan harapan baru bagi mereka yang selama ini hidup dalam keterbatasan.
Di akhir kegiatan, suasana haru bercampur bahagia mewarnai wajah para penerima manfaat dan keluarga mereka. Di tengah tantangan hidup yang tak mudah, secercah bantuan ini menjadi pengingat bahwa negara masih hadir melalui tangan-tangan yang peduli, yang tak hanya melihat, tetapi juga benar-benar mendengar dan merasakan.(**)
Editor: Abdul Rajab Abduh


















