Catatan: Abdul Rajab Abduh

Polewali Mandar,- Di sebuah sudut terpencil Desa Sambaliwali, Kecamatan Luyo, berdiri sebuah sekolah sederhana yang menjadi cahaya bagi anak-anak desa. Namanya MI Al-Irsyad Bumbum Batu, lahir pada 1 April 2013 berkat inisiatif Yayasan Al-Irsyad Lapeo.
Di atas lahan seluas 900 meter persegi, sekolah ini berdiri dengan enam ruang kelas. Dari ruang-ruang itulah, setiap hari tawa dan semangat 61 siswa menggema, terbagi dalam enam rombongan belajar. Meski jauh dari hiruk pikuk kota, antusiasme belajar anak-anak di sekolah ini tak pernah padam.

Di balik jalannya sekolah, ada sosok sederhana bernama Aco Sahrul, sang kepala sekolah. Dengan penuh dedikasi, ia bersama 10 tenaga pendidik dan staf berjuang menghadirkan pendidikan yang layak. Mereka tak sekadar mengajar, tapi juga menyalakan harapan agar anak-anak di dusun Bumbum Batu tak lagi terjebak pada lingkaran putus sekolah.
“Kami ingin MI Al-Irsyad Bumbum Batu menjadi jalan keluar bagi anak-anak di sini, agar mereka tetap bisa bersekolah meski berada di pelosok,” tutur Aco Sahrul dengan mata berbinar.
Harapan itu bukan sekadar mimpi. Di tengah keterbatasan fasilitas, semangat belajar siswa menjadi bukti bahwa pendidikan bisa tumbuh di mana saja, bahkan di dusun terpencil sekalipun. Bagi masyarakat Sambaliwali, sekolah ini adalah hadiah berharga sebagai pintu menuju masa depan yang lebih baik.(**)
 
 

















