Catatan : Arman Ruslan/Abdul Hakim.
Pagi itu,Jumat 19 Agustus 2025,halaman gedung TK PAUD dan Posyandu di Dusun Pasamboang tampak lebih ramai dari biasanya. Meski duduk melantai, nampak wajah-wajah penuh harap dari warga yang datang silih berganti.Ada yang membawa map lusuh berisi dokumen keluarga, ada pula yang hanya datang untuk sekadar bertanya dan menyampaikan keluh kesah.

Hari itu menjadi catatan bersejarah bagi Desa Sambaliwali. Untuk pertama kalinya, program Pelayanan Desa Mobile yang digagas Pemerintah Desa Sambaliwali berjalan. Program ini lahir dari Peraturan Desa (Perdes) Nomor 4 Tahun 2025 dan menjadi jawaban atas tantangan nyata: luasnya wilayah dengan tujuh dusun, akses jalan yang terbatas, serta jarak tempuh warga menuju kantor desa yang kerap menyulitkan.
“Melalui pelayanan desa mobile, kami ingin lebih dekat dengan masyarakat, hadir langsung di dusun-dusun, dan mendengar apa yang mereka butuhkan,” ujar Hernawati,Kepala Desa Sambaliwali,sambil menyapa warga yang mengantri dengan sabar.
Tidak hanya perangkat desa yang hadir. Untuk kedepannya, program inovatif ini digerakkan secara terpadu:tenaga kesehatan ikut serta memberikan layanan dasar, pendamping sosial menemui warga, penyuluh agama memberi nasihat, bahkan Babinkamtibmas dan Babinsa turut mendukung jalannya kegiatan. Semangat kebersamaan itu membuat suasana pelayanan terasa hidup, hangat, sekaligus penuh makna.
Arman, salah seorang warga Pasamboang, tak menyembunyikan rasa syukurnya. “Biasanya saya harus menempuh jarak jauh untuk ke kantor desa. Sekarang, semua ada di sini.Sangat membantu sekali. Kalau bisa, ke depan ada juga penyuluhan hukum dan keagamaan,”ucapnya.
Dari sekadar mengurus Kartu Keluarga, sertifikat tanah, hingga menyampaikan keluhan,warga Pasamboang merasakan betul manfaat kehadiran pemerintah di tengah mereka. Tak ada lagi jarak panjang yang memisahkan, tak ada lagi alasan tertunda karena waktu dan biaya perjalanan.
Program yang digagas Hernawati bersama BPD dan dibantu pembuatan juknis oleh salah seorang staf Dinas Kominfo Statistik dan Persandian Polewali Mandar, Abdul Rajab Abduh, ini mendapat sambutan positif dari semua pihak. Tidak sekadar menjadi inovasi administratif, tetapi juga menjadi wujud nyata kehadiran negara di akar rumput.
Sore itu, ketika pelayanan selesai, wajah-wajah lega warga seakan menjadi hadiah paling indah bagi pemerintah desa. Sambaliwali tak lagi sekadar nama desa, melainkan hadir nyata dalam setiap dusun dan rumah warganya.
Dengan pelayanan desa mobile, Sambaliwali seakan berkata: pemerintah bukan hanya di balai desa,tapi ada di tengah-tengah rakyatnya.(**)



















