Catatan: Abdul Rajab Abduh
Di bawah langit cerah Polewali Mandar, pada 8 Oktober 2025, Aula Samanlino di Kantor Desa Sambaliwali tampak lebih hidup dari biasanya. Pagi itu, udara desa membawa aroma kesungguhan dan harapan baru. Wajah-wajah yang hadir memantulkan semangat yang sama dan semangat untuk membangun, memperbaiki, dan menatap masa depan desa yang lebih baik.

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) kembali digelar. Di ruangan itu berkumpul para penggerak desa: Kepala Desa Hernawati, anggota BPD, Camat Luyo, Kepala Puskesmas, perwakilan KUA, BKKBN, Pendamping PKH, Penyuluh Pertanian, para Kader Posyandu, Imam Mesjid, tenaga pendidik PAUD, hingga pengurus BUMDes dan Koperasi Desa Merah Putih. Semuanya duduk dalam satu barisan semangat yang sama dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahun 2026 dan RKPDes Daftar Usulan tahun 2027.
Suasana berjalan hangat namun serius. Tiap kata yang terlontar dalam musyawarah seperti benang yang disulam perlahan, membentuk pola besar tentang masa depan Desa Sambaliwali. Tidak sekadar membahas angka dan program, melainkan juga mengguratkan arah kehidupan masyarakat desa untuk tahun-tahun mendatang.

Di sela musyawarah, Kepala Desa Hernawati menyampaikan harapannya dengan nada lembut tapi tegas.
“Kita ingin semua rencana pembangunan ini berjalan baik, terarah, dan bermanfaat bagi masyarakat. Setiap langkah kecil yang kita buat hari ini adalah pijakan bagi Sambaliwali yang lebih maju esok hari.”
Pernyataan itu disambut anggukan dari para peserta. Seolah setiap kepala yang menunduk adalah tanda kesepakatan batin: bahwa pembangunan bukan hanya tentang fisik, tapi juga tentang jiwa kebersamaan.
Musrenbang kali ini pun dirangkaikan dengan Musyawarah Desa (Musdes) Perubahan APBDes Tahun 2025. Sebuah langkah strategis agar roda pemerintahan tetap berputar sesuai kebutuhan dan situasi terkini. Tidak jarang, suara-suara berbeda pandangan muncul, tapi semuanya bermuara pada satu niat untuk membangun Sambaliwali dengan hati dan musyawarah.
Ketika matahari mulai menanjak di atas atap aula, suasana kian khidmat. Kertas-kertas rencana, angka, dan catatan aspirasi warga menjadi saksi bagaimana setiap gagasan tumbuh dari akar masyarakat sendiri. Aula Samanlino hari itu bukan sekadar tempat pertemuan, tetapi menjadi ruang lahirnya komitmen bersama.
Musrenbang Desa Sambaliwali 2025 menutup lembarannya dengan kesepakatan dan senyum lega. Di luar ruangan, suara ayam dan desir angin ladang kembali terdengar, seolah ikut merestui hasil musyawarah itu. Di pundak para peserta, tersimpan tanggung jawab besar untuk mewujudkan hasil perencanaan menjadi kenyataan.
Dan di hati Kepala Desa Hernawati, mungkin tersimpan satu doa yang sederhana namun dalam: agar setiap rencana yang ditulis di atas kertas, kelak tumbuh menjadi kenyataan yang bisa disentuh oleh rakyatnya di jalan-jalan desa yang lebih baik, di senyum anak-anak yang lebih cerah, dan di kehidupan Sambaliwali yang semakin sejahtera.(**)


















