Polewali Mandar, 10 Oktober 2025 —
Mentari pagi di Kecamatan Binuang baru saja menyapa lembut ketika rombongan kecil dari Dinas Sosial Kabupaten Polewali Mandar bergerak perlahan menuju Desa Rea, Mirring, dan Batetangnga. Di antara suara mesin kendaraan dan jalanan yang berdebu, ada getar niat tulus yang lebih nyaring daripada deru kendaraan: membawa sedikit harapan bagi mereka yang renta dan terpinggirkan oleh waktu.

Hari itu, untuk ketiga kalinya, Dinas Sosial kembali menyalurkan bantuan permakanan bagi lansia terlantar dan anak-anak di luar panti. Lima orang lansia menjadi penerima manfaat di tahap ini angka yang mungkin kecil di atas kertas, namun besar maknanya di hati mereka yang menerimanya.
Bantuan diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Sosial, H. Azwar Jasin, S.Sos., M.Si., yang tampak akrab berbincang dengan para penerima. Di sampingnya, hadir Kabid Rehabilitasi Sosial, Andi Sumarni, S.Sos., M.M., bersama para kepala desa setempat. Mereka menyusuri rumah-rumah sederhana, mengetuk pintu dengan tangan penuh kasih, menyerahkan bukan sekadar makanan, tetapi juga kepedulian yang jarang datang di masa senja kehidupan para lansia itu.

“Program ini bukan hanya sekadar menyalurkan bantuan,” tutur Andi Sumarni dengan nada lembut namun tegas. “Kami ingin memastikan bahwa mereka yang berada di luar jangkauan lembaga sosial tetap mendapatkan perhatian, tetap merasa dihargai, tetap merasa menjadi bagian dari masyarakat.”
Di salah satu rumah di Desa Mirring, seorang nenek berusia lanjut menyambut dengan senyum penuh keriput. Tangannya gemetar saat menerima paket bantuan, namun matanya berbinar. “Terima kasih, Nak,” ucapnya lirih. Tak banyak kata, tapi cukup untuk menjelaskan betapa besar arti perhatian itu bagi dirinya.
Program permakanan untuk lansia terlantar dan anak di luar panti ini telah berjalan di berbagai titik di Polewali Mandar. Setiap kunjungan menjadi kisah kecil tentang cinta sosial, tentang tangan-tangan yang tak kenal lelah menjemput nurani kemanusiaan.
Hari ketiga penyaluran ini bukanlah akhir, melainkan kelanjutan dari perjalanan panjang menuju kesejahteraan sosial yang lebih merata. Di setiap langkahnya, ada pesan sunyi yang terucap dari hati ke hati: bahwa kepedulian tidak pernah berakhir.(**)
Editor: Abdul Rajab Abduh


















