Catatan : Abdul Rajab Abduh
Sabang Subik, sebuah desa di pesisir Kecamatan Balanipa, Polewali Mandar, kembali berdenyut dalam irama kemerdekaan. Sejak Selasa, 12 Agustus 2025, GOR Parabaya menjadi panggung riang gembira. Bendera merah putih berkibar di setiap sudut, sementara tawa anak-anak dan sorak sorai warga berpadu menjadi harmoni yang hanya bisa lahir dari rasa cinta tanah air.
Festival Kemerdekaan IX Desa Sabang Subik ini bukan sekadar agenda rutin tahunan. Selama sepekan, desa ini seakan menjadi taman persaudaraan, di mana warga dari segala usia larut dalam lomba dan pertandingan. Untuk anak-anak, ada balap karung yang menantang tawa, jekke kadaro yang memacu kelincahan, dan tarik tambang yang memupuk kekompakan. Tak lupa, lomba-lomba keagamaan, seperti adzan, hafalan juz amma, hingga tadarrus yang mengasah keimanan sejak dini.
Bagi kalangan dewasa, arena bulu tangkis, sambung tulang, dan permainan halma menjadi ajang unjuk keterampilan sekaligus perekat silaturahmi. Sementara di sudut lain, panggung karaoke memanggil suara-suara emas, baik dari anak-anak maupun orang tua, menebar senyum dan tepuk tangan meriah.
Haidir Djalil, Kepala Desa Sabang Subik, menegaskan bahwa festival ini tak lebih dari sekadar mencari juara. “Ini adalah perekat silaturrahmi, semangat persatuan, dan bentuk nyata partisipasi kita dalam menyemarakkan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-80,” ujarnya dengan mata berbinar.
Puncak kemeriahan akan tersaji pada 29 Agustus 2025, di malam ramah tamah yang menjadi penutup rangkaian acara. Saat itu, lampu-lampu desa akan berpendar, musik akan mengalun, dan cerita-cerita kebersamaan akan lahir, menjadi kenangan yang akan dikenang hingga Festival Kemerdekaan tahun depan kembali datang.(arja)