Catatan : Abdul Rajab Abduh
Sulawesi Barat mencatat satu babak sejarah baru. Pada Pilkada 2024, rakyat Sulbar memercayakan kepemimpinan provinsi ini kepada pasangan nomor urut 3, Suhardi Duka dan Mayjen TNI (Purn) Salim S. Mengga. Dengan raihan suara mayoritas 337.512 atau 46,18 persen dari total pemilih, pasangan yang diusung oleh koalisi besar Demokrat, NasDem, PKS, Gelora, Partai Buruh, PSI, hingga Partai Ummat berhasil mengungguli rival-rivalnya.
Salim S. Mengga, sosok yang telah malang melintang di dunia militer dan politik, resmi ditetapkan sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Barat terpilih untuk periode 2025–2030. Pelantikan oleh Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan berlangsung khidmat di Istana Kepresidenan pada 20 Februari 2025.
Jejak Keturunan Pemimpin
Nama Salim S. Mengga bukan sekadar dikenal, tapi melekat erat dalam ingatan masyarakat Sulawesi Barat, terutama di tanah kelahirannya, Pambusuang, Kabupaten Polewali Mandar. Lahir pada 24 September 1951, Salim adalah putra dari Sayyid Mengga Alattas, Bupati Polewali Mamasa era 1980–1990. Sejak kecil, ia telah dibesarkan dalam lingkungan yang sarat dengan nilai kepemimpinan dan pengabdian.
Lulus dari SMA pada tahun 1970, Salim memilih jalur abdi negara dengan menempuh pendidikan di Akademi Militer (AKABRI) dan berbagai pelatihan militer lanjutan yang membentuknya menjadi prajurit tangguh. Kariernya di lingkungan TNI AD terentang panjang, dimulai dari Letnan Dua Komandan Peleton Kavaleri hingga puncaknya sebagai Mayor Jenderal TNI dan Pangdam XV/Pattimura pada 2005–2006.
Dari Medan Tempur ke Medan Demokrasi
Purna dari dinas kemiliteran, Salim melanjutkan pengabdiannya di gelanggang politik. Ia bergabung dengan Partai Demokrat dan berhasil duduk di DPR RI selama dua periode, 2009–2014 dan 2014–2019. Dengan basis suara yang kuat, khususnya di Dapil Sulawesi Barat, Salim menjadi salah satu tokoh sentral dalam peta politik nasional asal kawasan timur Indonesia.
Pada Pilkada Sulbar 2017, ia mencoba peruntungan sebagai calon gubernur, namun takdir berkata lain. Ali Baal Masdar dan Enny Angraeny Anwar keluar sebagai pemenang. Namun Salim bukan tipe pejuang yang menyerah pada kekalahan. Tujuh tahun kemudian, sejarah mempertemukannya kembali dengan Suhardi Duka kali ini bukan sebagai lawan, melainkan sebagai mitra politik.
Meski sempat mengalami kekalahan dalam Pileg 2024 saat mencalonkan diri dari Partai Perindo, tawaran Suhardi Duka menjadi pintu baru yang membangkitkan kembali semangat pengabdian. Keputusan ini membawanya pada amanah baru: mengawal pembangunan Sulawesi Barat lima tahun ke depan dari kursi Wakil Gubernur.
Kembali Pulang yang Utuh
Salim S. Mengga bukan sekadar pulang ke kampung halaman. Ia pulang membawa pengalaman panjang, kedewasaan berpikir, dan semangat pelayanan publik yang telah ditempa puluhan tahun. Dengan latar belakang militer yang disiplin dan karier politik yang matang, ia kini dihadapkan pada tugas mulia: membangun Sulawesi Barat yang lebih sejahtera, inklusif, dan berdaya saing.
Pelantikannya bukan hanya seremoni kekuasaan, melainkan simbol dari harapan baru. Harapan masyarakat Sulbar pada duet Suhardi Duka–Salim Mengga, bahwa pembangunan tak boleh lagi hanya berputar di pusat kota, tapi menjangkau desa-desa terpencil, dari Mamasa hingga Majene, dari Mamuju hingga Polewali Mandar.
Kini, sejarah menanti bab berikutnya. Salim S. Mengga, sang jenderal, sang anak daerah telah kembali. Kali ini bukan untuk berperang di medan tempur, melainkan untuk berjuang bersama rakyat, membangun Sulbar dari dalam, dari akar, dari hati. (**) #abdulrajababduh