Oleh. Aco Musaddad HM.
Kadis Kominfo SP Polewali Mandar.
Peringatan Sumpah Pemuda ke-97 menjadi momen krusial untuk merefleksikan kembali semangat persatuan dan pergerakan para pemuda 1928, kini dalam konteks transformasi digital. Tiga ikrar suci, satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa bukan sekadar sejarah, melainkan mandat yang harus diwujudkan dengan cara yang relevan di zaman ini.
Menghidupkan Sumpah di Ruang Digital
Jika pada 1928 sumpah adalah manifestasi fisik dari kehendak bersatu melawan penjajah, kini sumpah tersebut harus diterjemahkan ke dalam peran pemuda sebagai digital native. Era digital membawa tantangan dan peluang yang masif. Transformasi digital menuntut pemuda tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta dan penggerak inovasi.
Peran Kunci Pemuda di Era Digital
Pencipta Inovasi dan Solusi: Pemuda adalah garda terdepan dalam menciptakan aplikasi, startup, dan solusi digital yang mengatasi masalah sosial dan ekonomi bangsa. Mereka memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup, dari pendidikan hingga kesehatan.
Penjaga Persatuan di Dunia Maya
Media sosial dan platform digital, meski menjanjikan konektivitas, juga rentan menjadi sarang polarisasi dan disinformasi. Pemuda wajib menjadi agen literasi digital, menyebarkan narasi positif, menolak provokasi SARA, dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika di setiap interaksi daring.
Penggerak Ekonomi Digital Inklusif
Dengan potensi ekonomi digital Indonesia yang besar, pemuda harus mampu mengoptimalkan peluang ini. Melalui semangat kewirausahaan digital, mereka menciptakan lapangan kerja dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata.
Semangat Kolaborasi dan Kenegarawanan
Pada akhirnya, semangat Sumpah Pemuda adalah tentang kolaborasi lintas batas suku, agama, dan budaya. Di era digital, kolaborasi ini harus diperluas untuk mengatasi isu-isu kontemporer, mulai dari isu krisis iklim hingga pengangguran.
Tantangan hari ini menuntut lahirnya Pemuda Negarawan yang memiliki karakter visioner, berintegritas, dan berdedikasi. Mereka adalah pemuda yang menggunakan kekuatan digital untuk kepentingan bangsa yang lebih besar, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok sempit.
Mari kita pastikan bahwa Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025, bukan hanya perayaan, tetapi gerakan moral yang mengukuhkan peran pemuda sebagai penentu arah bangsa, menjadikan teknologi sebagai jembatan, bukan jurang pemisah, menuju Indonesia Emas 2045.(**)


















